Tuesday, March 20, 2007

Catatan Lanjutan Dari Kasus Same (1) Korban Tentara Pengepung Lebih Banyak

Catatan Lanjutan Dari Kasus Same (1) Korban Tentara Pengepung Lebih Banyak


HINGGA kini masih simpang siur soal korban yang tewas dalam aksi penyerangan bersenjata tentara Australia terhadap kelompok Major Alfredo Alves Reinado di Kompleks Pousada, pusat Kota Same, Manufahi, Minggu (4/3) dinihari.
Dari kelompok Alfredo, Komandan Pasukan Internasional (Australia) Brigadir Jenderal Mal Rerden mengumumkan bahwa, pasukannya berhasil menembak mati empat anggota Alfredo, dan satu orang terluka (Nixon) yang kini sudah mendekam di LP Becora.

Pengumuman itu disiarkan berulang-ulang oleh radio-radio siaran di Darwin Australia. Tapi juga memberitarakan korban di pihak tentara Australia dengan mengutip sumber-sumber tidak resmi di Kota Same.

Tentang hal ini warga Timor Leste tidak tahu karena tidak ada pemberitahuan resmi dari pihak berwenang, nota bene dari pusat komando tentara Australia di Timor Leste.

Boleh percaya boleh juga tidak. Informasi-informasi yang tersebar secara tidak teratur di Kota Same menyebutkan, jumlah korban tewas dalam serangan bersenjata awal Maret lalu itu, lebih banyak dialami tentara Australia.

Seorang saksi mata yang enggan menyebutkan namanya mengatakan, korban tentara pengepung sekitar 11 orang. Dari jumlah ini, 10 tewas ditempat kejadian, satu luka parah dan langsung diterbangkan ke Australia, namun nyawanya tidak tertolong.

Ketika matahari meninggi di ufuk timur, seorang warga menemukan kaca hitam night vision yang dipakai tentara saat memulai serangan dinihari dan sejumlah perlengkapan tentara. Karena itulah, tutur sejumlah sumber yang ditemui di Kota Same, tentara Australia secara emosional melakukan sweeping dari rumah ke rumah untuk mencari Alfredo.

Bahkan sampai masuk ke dalam rumah adat mengobrak-abrik semua benda-benda sacral yang berada di dalamnya. Aksi lain misalnya, atap rumah adat Babulo rusak parah ketika sebuah helikopter mendarat dekat di rumah adat tersebut.

Semua tindakan tersebut dilakukan tentara Australia untuk menangkap Mayor Alfredo dan anggota-anggotanya, mereka mencuriga warga Same menyebunyikan Alfredo. Namun semua sia-sia karena tidak ada yang mengakui mengenal Mayor Alfredo.

Rupanya tentara Australia kurang gesit merekam keberadaan Alfredo saat itu. Meski mengepung dan menyerang dengan peralatan militer serba canggih, seperti ketika Irak di kepung tentara multi-nasional pimpinan Amerika Serikat, Alfredo gagal dideteksi peralatan mereka.

Ada dua penyebab lolosnya Alfredo dari kepungan tentara. Pertama, kedengaran tidak logis tapi logis, bahwa beberapa saat sebelum melakukan pengepungan, tentara Australia sudah mendeteksi keberadaan Alfredo dengan peralatan radar perang canggih namun tidak tembus, karena sudah ditutup kekuatan Boa Ventura. Kedua, Alfredo dilindungi warga sipil yang bersimpati kepada dia sehingga berusaha menyelamatkan perwira F-FDTL itu.

Hubungan warga Same dengan Mayor Alfredo seperti sudah beranak pinak. Ketika dibombardir mesin perang canggih seperti Black Hawk, mereka bertahan bersama Alfredo. Pun tidak melakukan bentrok fisik dengan warga pendukung Lu-Olo dan Alkatiri, Cs. Mereka tetap tenang dan tetap bersatu dengan Alfredo untuk sama-sama memperjuangkan Keadilan dan Kebenaran dari krisis 2006 yang sengaja diciptakan pemerintahan Alkatiri. arc

No comments: